David Luiz dan Empat Pelanggaran di Kotak Penalti
David Luiz dan Empat Pelanggaran di Kotak Penalti – Saya tidak punya komentar. Saya sudah mengungkapkan semua yang harus dikatakan pada beberapa tahun terakhir. Dia tidak pernah belajar, dia sangat gegabah,” ujar Gary Neville kepada Sky Sports, mengomentari performa luar biasa buruk David Luiz ketika Arsenal takluk 0-3 dari Manchester City. Luiz mencetak hattrick blunder pada pertandingan tersebut meski baru masuk pada menit ke-24 menggantikan Pablo Mari.
Luiz membuat blunder yang berujung gol Raheem Sterling dan menjatuhkan Riyad Mahrez di kotak penalti sehingga diberi kartu merah karena merupakan pemain bertahan terakhir kunjungi Agen Judi Bola Online Terpercaya. Bek Brasil tersebut adalah pemain pertama yang melakukan hattrick blunder sejak Carl Jenkinson pada 2015 lalu. Penalti tersebut menjadi penalti ke-empat yang ia berikan kepada lawan Arsenal di Premier League musim ini. Terakhir seorang pemain memberi empat penalti kepada lawan di satu musim liga adalah Jose Fonte pada musim 2016/17 lalu.
Empat penalti musim ini ia berikan ke Liverpool, Watford, Chelsea, dan City. Neville benar, Luiz sangat gegabah, terutama dalam situasi sulit di kotak penalti. Ia banyak melakukan kesalahan kecil yang berujung ruang tembak bagi lawan, cerobohnya, usahanya untuk menebus kesalahan tersebut justru berbuah penalti.
vs Liverpool
Berawal dari Trent-Alexander Arnold di sisi kanan yang memberikan umpan ke Roberto Firmino di kotak penalti, Firmino langsung memantulkan bola ke Mohammad Salah yang berdiri bebas. Salah kemudian memiliki ruang untuk menembak dari sisi kanan. Setelah gagal menjaga Salah, Luiz justru menambah kesalahan dengan menarik baju Salah.
Meski tidak jatuh, menarik baju tetap merupakan pelanggaran sehingga wasit menunjuk titik putih. Liverpool menggandakan keunggulan menjadi 2-0 dan akhirnya menang dengan skor 3-1. Luiz memang berada di posisi sulit setelah membiarkan Salah lepas, namun ia tidak terdesak untuk memberi penalti. Salah berada di sudut sempit dan pada sisi yang mengharuskan ia menggunakan kaki yang lebih lemah yaitu kaki kanan. Sokratis Papastathopoulos juga berada pada posisi yang bagus untuk menghadang sepakan Salah.
vs Watford
Bertandang ke Vicarage Road pada September lalu, Arsenal unggul dua gol pada babak pertama. Tom Cleverley memperkecil margin skor pada menit ke-53 sebelum Roberto Pereyra dijatuhkan Luiz pada menit ke-78. Watford melancarkan serangan balik di sisi kanan melalui Pereyra dengan Daryl Janmaat terlihat melakukan overlap dan memberi opsi untuk umpan terobosan.
Luiz membantu Sead Kolasinac yang semula harus menghadapi dua pemain tersebut sendirian. Situasinya kini menjadi dua lawan dua. Luiz terlihat memberi instruksi kepada Kolasinac untuk melepas Pereyra dan menutup ruang bagi Janmaat. Sejauh ini pemilik medali Liga Champions tersebut melakukan hal yang benar.
Kesalahan Luiz adalah body shape yang terlalu terbuka sehingga Pereyra bisa menyerang sisi dalam. Jika berhasil dilewati, body shape Luiz membuat ia tidak akan bisa mengejar Pereyra dan meninggalkan pemain Argentina itu dengan ruang tembak yang berbahaya. Pemain yang membantu Chelsea menjuarai Premier League 2016/17 itu masih berusaha menghentikan Pereyra, namun dengan cara menjatuhkannya.
Luiz tentu tahu bahwa ia tidak bisa menjangkau bola di situasi seperti itu, namun entah mengapa ia tetap melakukannya. Pereyra akhirnya jatuh dan wasit memberi penalti. Watford sukses menyamakan kedudukan dan Arsenal kehilangan dua poin pada pertandingan ini.
vs Chelsea
Pertandingan baru berjalan 26 menit, Shokdran Mustafi membuat blunder ketika sundulannya ke Bern Leno terlalu lemah. Tammy Abraham dengan cepat mengejar bola dan melewati Leno yang keluar dari gawang. Luiz mundur untuk menutup kesalahan Mustafi, tapi ia juga membuat kesalahan. Arah lari Luiz mengindikasikan intensi Luiz untuk merebut bola, bukan menutup ruang tembak Abraham.
Luiz tidak berada di posisi yang bagus untuk merebut bola dan risikonya terlalu tinggi. Jika gagal, Abraham bisa dengan mudah mencetak gol. Hasilnya justru lebih buruk. Abraham lebih cepat dan menghalangi Luiz dari bola menggunakan badan. Striker Inggris tersebut terlihat memancing Luiz agar melakukan body charge hingga ia jatuh. Abraham sukses, Luiz ceroboh.
Wasit meniup peluit, mengusir Luiz, dan memberi penalti kepada Chelsea. Jorginho akhirnya sukses membuka keunggulan Chelsea. Sementara Arsenal harus menjalani sisa pertandingan dengan 10 pemain. Pertandingan yang berlangsung di Stamford Bridge itu berakhir imbang 2-2.
vs City
Meski tidak bermain dari awal, pengaruh Luiz sangat buruk pada pertandingan ini. Baru 23 menit bermain, ia gagal mengontrol bola sehingga memberi Sterling situasi satu lawan satu menghadapi Leno. Soal blunder ini, Jamie Carragher mencoba mengerti situasi Luiz tapi Luiz terlalu sering membuat blunder seperti itu. “Saya paham Kevin De Bruyne memberi umpan yang bagus saat itu dan mungkin pantulan ke rumput membuat bola bergulir lebih cepat tapi tidak, ini terlalu sering terjadi dan tidak heran mengapa dia dicadangkan,” ujar Carragher.
Empat menit babak kedua berjalan, Luiz kembali membuat kesalahan. Ia berusaha mendapatkan bola sebelum Mahrez meski Luiz tidak berada di posisi yang baik. Risikonya juga terlalu tinggi jika Mahrez bisa melewati Luiz. Pemenang dua kali Ligue 1 bersama PSG itu tentu kalah cepat dari Mahrez dan membuat Arsenal dalam kondisi yang berbahaya. Jika Mahrez lewat, sayap Aljazair itu tinggal berhadapan dengan kiper.
Luiz berupaya untuk menahan Mahrez. Namun ia kalah dari Mahrez dan akhirnya menggunakan tangan untuk menghentikan Mahrez. Sama seperti melawan Chelsea, Luiz diberi kartu merah dan Leno harus menghadapi tendangan penalti. De Bruyne sukses mengeksekusi penalti dengan baik.
Dari semua pelanggaran di kotak penalti tersebut, Luiz selalu membuat kesalahan terlebih dahulu dan menambahnya dengan hal yang tidak perlu. Semua usaha Luiz bahkan tidak mengarah ke bola, melainkan hanya menghentikan pemain lawan. Sulit dipercaya pemain yang memiliki prestasi cukup banyak, seperti yang beberapa kali disebutkan di atas, melakukan kesalahan yang sama berulang kali.
Usai kalah lawan City, Luiz minta maaf. “Bukan kesalahan tim, itu salah saya. Tim bermain hebat, terutama dengan 10 pemain. Pelatih juga luar biasa,” ujar Luiz ketika diwawancara. Luiz juga menyatakan keinginannya untuk tetap bertahan di Arsenal.
Pindah dari Chelsea pada musim panas lalu, Arsenal tentu berharap pengalaman Luiz dapat membantu mereka memperbaiki posisi di Premier League. Namun Luiz justru membuat banyak blunder dan kesalahan, sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan jika ingin menjadi contoh bagi pemain Arsenal lainnya. Performa buruk Luiz membuat banyak yang berharap Arsenal tidak memperpanjang kontrak yang akan berakhir pada 30 Juni mendatang.
Ketika ditanya seputar masa depan Luiz, Mikel Arteta belum tahu keputusan apa yang akan Arsenal ambil melihat kondisi finansial yang tak menentu di tengah pandemi ini. Terlepas dari itu, Luiz harus membuktikan bahwa ia bisa berkontribusi bagi Arsenal dan tidak mengulang kesalahan yang ia buat.